Investasi merupakan salah satu cara orang sukses untuk memanfaatkan uang yang mereka miliki untuk masa depan mereka.
Tapi sekarang ini banyak sekali jenis investasi yang ditawarkan. Ada yang bentuknya saham, tanah, dan yang paling happening saat ini adalah property.
Tapi Anda juga harus berhati-hati. Kalau tidak, nanti Anda bisa terjebak dalam investasi abal-abal yang ujungnya malah merugikan Anda.
Melihat hal ini, DMID Business Insight ingin membantu Anda yang ingin menginvestasikan uang dengan tepat.
Acara DMID Business Insight kali ini menggandeng Gustiadi Praksoso, seorang expert dalam real estate investor dan developer untuk sharing cerita serta berbagi tips dalam berinvestasi.
DMID Business Insight : Sharing serta Live Q & A Bersama Gustiadi Prakoso
Dari awal acara Live, Gustiadi mengingatkan para audience tentang apa yang akan disharing, ia tidak akan merekomendasikan Anda harus menginvestasikan uang ke property yang mana, ia hanya akan memberikan cerita dan tips dalam berinvestasi.
“Banyak coba, banyak gagal.” Kata Gusti.
Maksud dari pernyataan dari Gusti adalah jika Anda ingin terjun dalam investasi property, yang perlu Anda lakukan adalah mencoba.
Karena dengan mencoba dan ternyata gagal, Anda akan bisa melakukan test dan ukur untuk menemukan bentuk investasi property yang cocok untuk Anda.
Ia menceritakan pengalaman awalnya ketika bermain dalam bidang property. Ia mencoba-coba tanpa arahan dan hanya berasumsi. Ia berasumsi orang akan kaya kalau uangnya ditabung.
Tapi pada kenyataannya ternyata tidak seperti itu. Orang sudah menabung tetapi tidak kaya-kaya.
“Ga mungkin kan kita mengandalkan bunga dari tabungan terus? Begitu saya belajar finance terutama hitungan invlasi dan compounding interest, saya menyadari betapa bodohnya diri saya selama ini.”
Untuk Anda yang asing dengan istilah compounding interest, gambarannya adalah bunga yang berbunga.
Menurut Gusti sendiri, untuk memulai investasi, itu kembali lagi pada mindset dan goal utama masing-masing individu ketika mereka melakukan investasi.
Ternyata para audience yang menonton acara live sangat antusias! Terbukti banyaknya pertanyaan yang sudah terkumpul untuk dijawab di sesi Q & A.
Sesi Q & A
Sebagai pembuka sesi Q & A, ada audience yang meminta trick memulai usaha property dengan modal minim. Seberapa minimnya dana untuk mulai start upnya.
Gusti menjelaskan kalau modal untuk memulainya dari 0. Namun ada modal lain yang perlu dikorbankan, seperti modal waktu, konsep, proposal.
Ia menyarankan hanya karena ada orang kaya karena usaha property, Anda menjadi ikut-ikutan karena nanti akan terjebak asumsi.
Untuk menghindari hal itu, Anda harus tentukan dulu usahanya seperti apa.
Ada 3 jalur dalam bidang property yang bisa Anda pilih :
- Property dealer adalah orang yang membeli property untuk dijual lagi dan ingin mendapatkan capital gain.
- Orang yang melakukan invest untuk mendapatkan cashflow. Ia membeli property kemudian menyewakannya ke orang lain.
- Property Development adalah orang yang mengembangkan property yang ada kemudian dikembangkan menjadi multi business.
Pertanyaan berikutnya adalah bisakah membeli property dengan tanpa modal, jika memang bisa audience bertanya bagaimana caranya mengajukannya ke bank.
“Bisa, tapi Anda harus make sure pajaknya comply, karena kalau kita mau membeli property dengan cash sekalipun kalau di pajak SPTnya ga ada, kita ga bisa beli. Ini penting ya untuk diketahui.”
Untuk proses pertama, Anda perlu mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh pihak bank. Setelah memenuhi semua kebutuhan bank, Anda bisa mengajukan peminjaman dana.
Tapi ternyata Anda bisa mencoba jalan lain jika ingin meminjam dana. Yaitu dengan cara raising capital dengan menggunakan uang orang lain, yang biasa disebut under people money.
Tapi kembali lagi, untuk investasi property Anda harus bisa mendapatkan trust dari pihak lain.
Ada juga yang bertanya, dirinya sudah merancang portfolio property untuk berapa tahun ke depan.
Gusti menanggapi kalau ia memasang berdasarkan rasio nilai asetnya. Ia membagi asset menjadi 4, property, binis, paper asset, komoditi.
Ia berfokus pada property karena asset ini sifatnya leverageable. Artinya keuntungan dari asset dari property adalah dengan mudah bisa kita leverage.
Property diterima di akal sehat semua orang karena menjadi kebutuhan dasar. Sedangkan jika ingin mendapatkan dari property, itu adalah bentuk bisnisnya.
“Dari situ saya menyusun portfolionya. Ini nilai property saya, ini nilai saham saya, ini nilai emas dan perak saya. Saya sudah nentuin rasionya dan paling tinggi di property dan bisnis.”
Tentang ultimate goal, Gusti mengaku kalau dia tidak memiliki ultimate goal, dirinya menikmati proses yang berjalan.
“Saya hanya punya financial book plan setiap tahun untuk rebalancing.”
Muncul pertanyaan khusus dari DMID untuk Gusti seputar alokasi dana. DMID menanyakan apa rumus untuk menentukan budget asset alokasi dana agar bisa sesukses dirinya.
Ada hal yang perlu diperhatikan oleh para digital marketing. Banyak orang kaya baru yang tidak punya asset alokasi.
Problem sebenarnya adalah orang-orang mungkin sudah punya skill untuk making money, tapi mereka tidak tahu bagaimana cara untuk keep money.
Secara khusus ia memberikan tips kepada audience. Mula-mula ada 3 jenis income yang perlu dipahami oleh para audience :
- Earning income adalah income yang Anda dapat ketika Anda menukar waktu dengan uang.
- Portfolio income adalah income yang didapat dari kenaikkan nilai seperti rumah, tanah, saham, dll.
- Passive income adalah penghasilan yang didapat secara pasif tanpa kerja.
“Pertama earning income, tipsnya mulai dari pengeluaran kita ini berapa? Disesuaikan dari situ. Earning income bisa menutupi pengeluaran kita ga? Kalau belum, Anda harus bekerja lebih keras.”
Dalam mengalokasi dana, Gusti membaginya menjadi 6 alokasi pengeluaran.
- Rekening masa depan. !a menyisihkan 10% dari penghasilannya setiap bulan, ini sudah otomatis dialokasikan ke sini dan tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang sudah ia tentukan.
- Long term saving for spend. Bagian ini adalah dimana Anda fokus ke impian Anda. Tentukan dulu apa impian yang ingin dicapai dan mulai alokasikan dana Anda. untuk bagian ini, Anda juga sisihkan 10% dari penghasilan untuk jangka panjang.
- Sisihkan 10%. Gusti mengatakan kalau kita ini tidak bisa menyelesaikan yang kita buat. Masalahnya seperti kita memiliki income yang rendah dibandingkan dengan pengeluaran.
“Masalahnya kan di mindset, jadi penting untuk alokasi dana untuk edukasi karena kita tidak bisa menyelesaikan satu masalah dengan pandangan dari satu kepala saja.”
Menginvestasikan dana ke edukasi merupakan value penting bagi dirinya.
- Expenses 55%. Barulah setelah semua itu, masuk pada kebutuhan hidup.
- 10% juga. Kalau ada sisa dana, Anda bisa mengalokasikan dana ke sini.
- Sekitar 5%. Untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Bagian Selanjutnya?
Nah, itu kita baru sampai membahas ke bagian earning income. Masih ada 2 lagi yang akan dibahas.
Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, Anda perlu menonton videonya di group DMIDLabs.
Atau kalau Anda kesulitan mengakses video, Anda bisa mengklik gambar di bawah ini.
Nantikan DMID Business Insight berikutnya dengan pembicara lainnya yang sudah pasti akan semakin menarik untuk diikuti dan sampai jumpa!
Bagikan juga pengalaman Anda ke DMID dan pembaca lainnya yang berhubungan dengan topik ini dengan mengisi kolom komentar di bawah ini ya!