Anda seorang content creator yang sudah biasa meyusun, menulis, dan mempublikasi hasil karya Anda ke website?
Kalau begitu mungkin Anda telah mengetahui bahwa menciptakan sebuah content yang bisa dengan cepat menimbulkan hasrat dan perhatian pembaca 100% mungkin terdengar tidak realistis.
Akan menyenangkan jika terjadi, namun kenyataannya tidak demikian.
Hal ini terutama berlaku untuk bisnis micro (sebuah bisnis dengan sedikit orang yang memiliki masalah interest).
Jika Anda membuat audiens Anda merasa bosan sampai mereka menguap saat membaca content yang Anda sajikan, hal ini akan membawa memberikan efek negatif pada traffic, leads, konversi, reputasi brand, dan yang paling penting profitabilitas.
Pada dasarnya, content yang membosankan itu sangatlah buruk!
Jika Anda berpikir bahwa kampanye content marketing Anda sudah berada di ujung tanduk, sangatlah penting untuk mengatasi situasi ini sesegera mungkin sebelum terlambat!
Artikel kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui apakah content yang Anda sajikan kepada para pembaca membosankan atau tidak.
Mari segera kita mulai pembahasannya.
Table of Contents
Content yang Membosankan itu…
Banyak orang yang kebingungan dan akhirnya merasa bahwa content yang mereka buat sudah pas untuk para audiens (menurut pandangan mereka), namun ternyata mereka salah.
Untuk mengetahui apakah audiens merasa bosan dengan sebuah content sebenarnya mudah saja jika Anda menemukan cara yang tepat untuk diterapkan.
Berikut ini adalah cara untuk mengetahuinya.
-
Bounce Rate Anda Tinggi
Apa itu bounce rate?
Begini definisi Google tentang bounce rate :
Bounce Rate adalah persentase dari single-page sessions (yaitu, sessions di mana orang meninggalkan situs Anda dari page pembuka tanpa berinteraksi dengan page).
Pada dasarnya, seseorang yang melihat situs Anda dan kemudian langsung meninggalkannya.
Anda dapat menemukan bounce rate Anda dengan Google Analytics.
Bagaimana Anda mengetahui apakah bounce rate Anda mengerikan atau tidak?
Ini ada beberapa benchmarks, sesuai dengan jenis situs yang Anda miliki :
Beberapa masalah dapat berkontribusi untuk bounce rate yang tinggi.
Lambatnya waktu load pada page, desain web yang kurang menarik, pop-up, atau mobile experience yang buruk hanyalah beberapa dari sekian banyak alasan.
Misalnya, mobile bounce rate biasanya lebih tinggi karena desain dari beberapa situs yang kurang optimal untuk mobile.
Tapi bounce rate bisa terjadi karena pembaca kurang dari senang dengan content Anda dan mereka meninggalkan page sebelum membaca lebih lanjut content yang ada.
Jika bounce rate Anda lebih dari 70%, akan menyebabkan keprihatinan. Jika itu lebih dari 90%, itu menjadi masalah yang serius.
Ketika tidak ada alasan lain lagi, content yang tidak bersemangatlah yang menjadi pelakunya.
-
Content Anda tidak di-share
Social share adalah salah satu cara yang paling simple namun dapat dijadikan metric yang informative dalam content marketing.
Melihat secara sekilas pada jumlah like dan share untuk sepotong content sering dijadikan sebuah tes simple untuk melihat seberapa banyak audiens merespon content yang Anda buat.
Sebagai contoh, “Blog Post A” menerima 250 total share dan “Blog Post B” hanya menerima 12 total share, bisa disimpulkan bahwa Blog Post A diterima lebih baik oleh para pembaca.
Akan menjadi tidak realistis jika Anda berharap bahwa setiap content yang Anda buat akan mendapat perhatian banyak pembaca, tapi dengan mengetahui berapa banyak jumlah share pada social media sering dijadikan indikasi apakah audiens tertatik atau bosan dengan content Anda.
Jika ternyata total share yang Anda peroleh tidak banyak, sebenarnya pembaca hanya tidak terpikat dengan content Anda dan kurang worth it untuk di-share.
Tetapi jika Anda yang sudah biasa mendapat sejumlah angka dalam share dan tiba-tiba angkanya menurun, content yang membosankan bisa menjadi salah satu faktornya.
Ada cara sederhana untuk mengukur bagaimana content Anda di-share.
Anda dapat menggunakan tools seperti Buzzsumo. Cukup masukkan URL website atau blog, dan klik “Search!”
Anda akan melihat hasilnya seperti ini :
Mungkin memang Anda tidak mendapat 430K share pada suatu post seperti CNN. Tapi setidaknya Anda akan melihat berapa banyak total share yang Anda peroleh.
Selain Buzzsumo, Anda juga dapat menggunakan tools SEO Analytics dari Neil Patel.
Untuk menggunakan tools ini, Anda hanya perlu memasukkan URL website Anda dan kemudian klik tombol “Analyze”.
Report yang dihasilkan hanya butuh waktu sekitar satu atau dua menit – Anda akan melihat progress barnya.
Ketika reportnya selesai, klik “Content Marketing.”
Report content marketing menunjukkan penghitungan social share di seluruh situs web Anda.
Berikut ini contoh social share di blog Neil Patel :
Statistik “page shares per network” memberitahu Anda page individual mana yang di-share dan jumlah angka share yang diterima pada setiap page :
Anda juga dapat melihat jumlah share setiap page yang diterima sesuai dengan jaringan sosial :
Menggunakan tools ini akan membantu Anda untuk mendapat gambaran apakah pembaca menggali content Anda lebih dalam atau malah meninggalkan page.
Perhatikan, jika orang tidak menshare content Anda, mereka mungkin tidak terlalu terkesan dengan itu.
Mari bersikap realistis, kalau traffic Anda rendah maka share Anda juga rendah. Tidak ada orang yang akan menshare content Anda jika tidak ada yang melihatnya.
Jangan menyalahkan diri sendiri atas jumlah share yang rendah Anda kecuali Anda memiliki traffic yang sangat tinggi yang dikombinasikan dengan jumlah share yang rendah.
Raksasa content marketing seperti Buffer pun pernah mengalami hal yang serupa dan mengakui, “Kami telah kehilangan hampir setengah social referral traffic di tahun lalu.”
Mereka bahkan menunjukkan jumlah angkanya untuk membuktikan :
Kevan Lee, Buffer content creator, mencoba untuk mengangkat kejadian tersebut dengan beberapa alasan mengapa hal itu terjadi.
Berikut ini kumpulan “mungkin” menurutnya :
- Mungkin kami perlu meng-hire manager social media yang full-time untuk benar-benar mencurahkan waktu dan energinya agar dapat melakukan pekerjaan besar di social media.
- Mungkin saya tidak baik dalam hal social media marketing.
- Mungkin rasio sharing kami off : Terlalu banyak content, tidak cukup percakapan.
- Mungkin orang lain gagal, juga!
- Mungkin kami perlu memposting lebih sering lagi.
- Mungkin kami perlu membatasi postingan.
- Mungkin, mungkin, mungkin …
Sementara jumlah share yang rendah dapat menjadi indikasi dari content yang membosankan, namun bukan berarti menjadi satu-satunya tongkat pengukur.
-
Tingkat Engagement Anda di Twitter Rendah
Meskipun tidak selalu mudah untuk menentukan level engagement Anda yang tepat pada semua platform social media, Twitter membuatnya menjadi sangat transparan.
Twitter Analytics mempermudah Anda untuk mendapatkan level engagement pada platform.
Ini yang dapat Anda lakukan.
Anda dapat membandingkan jumlah impressions content yang telah Anda terima dengan jumlah engagement, yang meliputi retweets, favorit, klik tautan, dan sebagainya.
Coba lihat contoh di Twitter Analytics ini :
Ringkasan dari 28-hari akun Twitter khusus ini menunjukkan bahwa jumlah tweet turun, impressions turun, kunjungan profil turun, mentions turun, dan pengikut yang naik.
Data jenis ini menunjukkan penurunan secara keseluruhan dalam engagement Twitter. hal ini menunjukkan bahwa tingkat content yang dipublikasikan pada akun ini kurang menarik.
Twitter Analytics sangat membantu dalam menyediakan catatan akutansi bulan-demi-bulan untuk tingkat engagement Twitter Anda. Anda dapat langsung mengetahui :
- Top tweet Anda.
- Jumlah impressions top tweet yang Anda terima.
- Top mention Anda.
- Jumlah dari engagement top mention yang Anda terima.
- Jumlah tweet Anda.
- Jumlah total dari tweet impressions Anda.
- Kunjungan profil Anda.
- Follower baru Anda.
- Mentions Anda.
- Top follower Anda.
- Jumlah pengikut top follower Anda.
- Top media tweet Anda.
- Jumlah total dari impressions yang diterima top media tweet Anda.
Selain itu, menggunakan Twitter Analytics, Anda akan mendapatkan perspektif yang lebih tajam tentang siapa yang engaging dengan Anda.
Bagaimana data ini membantu Anda?
- Anda bisa memahami bagaimana, mengapa, dan oleh siapa content Twitter Anda dishare.
- Anda bisa memahami demografi audiens Anda.
- Anda dapat me-reboot content Anda untuk mempertahankan tingkat interest.
Dengan kata lain, semua data ini dapat membantu Anda untuk membuat content yang lebih menarik!
-
Unfollow Rate Anda Meningkat
Apakah follower social media Anda melakukan unfollow?
Apakah audiens Anda lebih menyusut daripada tumbuh setiap Anda melakukan update?
Itu merupakan pertanda ada yang salah.
Banyak pengguna social media lebih memperhatikan apa yang muncul di feed mereka, dan mereka tidak akan mengikuti akun yang tidak memutar mesin mereka.
Ada berbagai tools gratis yang menampilkan siapa yang mengikuti dan berhenti mengikuti Anda pada berbagai platform social media.
Sebuah platform seperti Unfollowerstats memberikan Anda report yang detail tentang siapa yang following, unfollowing di Twitter.
Tool Twitter lainnya adalah Tweepsmap.
Tweepsmap mengirim ringkasan email dari jumlah orang yang mem-follow dan unfollow Anda setiap minggu.
Kecuali Anda memposting sesuatu yang sangat offensive, tingginya jumlah unfollow biasanya menunjuk ke keseluruhan content yang membosankan.
-
Traffic Secara Keseluruhan Menurun
Jika Anda telah melihat penurunan yang stabil atau, bahkan lebih buruk, penurunan dramatis dalam traffic secara keseluruhan, ini juga bisa menjadi tanda bahwa audiens Anda kehilangan minat.
Ketika mereka tidak mengharapkan sesuatu yang dari postingan Anda, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak akan kembali lagi untuk melihat content Anda.
Jika diabaikan, jumlah traffic Anda akan terjun bebas. Saat Anda menyadari bahwa jumlah pengunjung Anda terus berkurang secara berulang, content yang membosankan bisa menjadi faktornya.
Untuk menganalisis content Anda dari sudut ini, Anda dapat melakukan survei cepat untuk traffic stats di Google Analytics.
Angka yang turun adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Berikut ini ada contoh dari sebuah situs yang telah di cek.
Data tidak mudah untuk dikendalikan. Jika Anda tidak hati-hati dengan menggunakannya, Anda bisa terjebak karena kebingungan untuk mencari tahu dimana letak masalahnya.
Data hanya memberitahu Anda apa yang terjadi, tetapi tidak mendiagnosa masalah.
Jika Anda menduga bahwa content yang membosankan adalah masalah, mulailah bekerja untuk memperbaiki dan lihat bagaimana perubahannya.
Kesimpulannya…
Anda membaca artikel ini sampai akhir? Berarti Anda sudah menambah lagi wawasan tentang bagaimana mengetahui content yang Anda sajikan menarik atau membosankan.
Yang bisa disimpulkan adalah content yang membosankan tidak baik bagi siapa pun. Ini tidak akan merangsang audiens Anda untuk membaca dan itu tidak membantu merk Anda tumbuh dan berkembang.
Tapi apa yang dapat Anda lakukan jika content Anda saja tidak menarik? Bagaimana Anda memperbaiki masalah ini sebelum keluar dari kontrol?
Anda dapat menemukan jawabannya di artikel ini :
- 6 Cara Unik untuk Membuat Konten dengan Cepat
- Apakah Anda Sudah Membuat Konten Berkualitas ? Cek dengan 6 Hal Ini
Setelah Anda selesai membaca artikel-artikel tersebut, mulailah untuk berlatih kembali membuat content yang dapat menarik perhatian audiens.
Mungkin tidak mudah tapi asalkan Anda mau terus belajar dan menerapkannya, Anda pasti bisa!
Ingat, data yang adalah teman Anda. Anda bisa mendapatkan perspektif yang jelas tentang apa yang terjadi dan cara untuk memperbaikinya melalui data Anda, meningkatkan kembali traffic Anda, meneliti metrik, dan bertahan di puncak.
Selamat mencoba!
Bagikan cerita menarik Anda kepada Digitalmarkerter.id dan para pembaca lainnya tentang content atau yang berhubungan dengan topik ini pada kolom di bawah ini!