Apakah Anda memerlukan cara yang lebih baik untuk mengelola konten blog Anda?
Apakah Anda mencari tool untuk menjelaskan workflow blog Anda dari awal sampai akhir?
Berikut ini cara menggunakan trello untuk mengelola konten blog Anda. Anda akan menemukan cara mengatur secara efektif bagaimana Anda melakukan brainstorming, menulis, dan mempublikasikan konten blog Anda dengan Trello.
Table of Contents
# 1: Buat Board Trello untuk workflow Blog Anda
Trello bisa jadi solusi untuk mengatur konten blog Anda dari awal mencari ide sampai publikasi.
Jika Anda baru mengenal Trello, Trello adalah sebuah online tool untuk mengorganisir berbagai macam hal secara bersama-sama yang bisa diakses melalui internet. Anda akan memiliki sebuah board yang bisa digunakan oleh tim kita untuk memanage project yang sedang kita lakukan.
Apa yang membuat Trello menjadi tool ideal untuk alur kerja ini adalah Anda dapat menyusunnya dengan rapi dan secara kronologis di seluruh papan (board) untuk mendukung pembuatan konten blog.
Anda bisa mulai dengan mendaftar ke akun Trello secara gratis. Akun berbayar juga tersedia, tapi akun gratis juga sudah cukup untuk menghasilkan konten untuk blog Anda.
Setelah mendaftar, Anda akan memiliki akses ke halaman utama dan tim, yang menghubungkan semua papan (board) dan tim tempat Anda menjadi anggota. Papan adalah tampilan (interface) utama Trello; Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu di sini. Jika Anda memiliki tim blogging , Anda akan mengontrol pembuatan konten blog dari forum Anda.
Trello mendefinisikan “tim” sebagai kumpulan board dan orang-orang, yang dapat Anda gunakan untuk mengatur blog dan aspek bisnis lainnya.
Misalnya, tim pemasaran Anda mungkin hanya memiliki satu board, tapi ini adalah bagian dari serangkaian papan yang sesuai dengan divisi di perusahaan Anda (seperti Hukum, Sumber Daya Manusia, dll.). Cara menggunakan Trello yang pertama adalah membuat board
Membuat board untuk konten blog Anda itu mudah. Cukup klik pada kartu Create New Board.
Isi nama Board Anda secara langsung, Misalnya seperti Blog perusahaan Anda.
Masukkan nama untuk board Trello Anda dan untuk tim jika ada.
Setelah membuat board, Anda dapat mulai menambahkan List (daftar untuk mengisi board. List adalah kolom vertikal yang bertindak sebagai kategori untuk berbagai topik dan tugas.
Untuk mendukung alur kerja ide ke publikasi, klik Add a List … dan beri nama list pertama Anda Blog Ideas, atau nama lain yang serupa, itu terserah Anda. Di sinilah semua posting blog Anda dimulai.
Daftar selanjutnya di board Anda harus mencerminkan alur kerja pembuatan konten secara logis. Misalnya, beri nama list Articles being Written (artikel yang sedang ditulis) untuk konten yang sedang dalam proses.
Jika Anda ingin membuat list untuk Guest posting (yang akan Anda twarkan ke blog/website lain), Anda bisa buatlah list yang bernama Articles to Offer (artikel yang ditawarkan). Anda bisa menggunakan list ini untuk semua posting yang menurut Anda ideal untuk blog lain guna mendunkung kampanye backlink.
Jika Ada seseorang mengawasi standar konten untuk blog Anda (misalnya ada editor), Anda bisa buat list berjudul Sent for Approval (terkirim untuk persetujuan) atau nama lain yang serupa.
Setelah Anda menulis draft artikel pertama, Anda menggeser kartu dari list Articles being Written ke list Sent for Approval.
Biasanya, editor atau pengelola konten lainnya akan me-review kartu tersebut apakah ada entri artikel baru dalam list ini.
Untuk melengkapi list di board Anda, tambahkan list bernama Approved/Pending (Disetujui/Ditunda) untuk konten yang mendapat persetujuan editorial dan tambahkan daftar yang diberi nama Published (Dipublished) untuk konten yang diposting di blog Anda.
# 2: Pedoman untuk Ide Konten
Setelah Anda menyiapkan workflow blog Anda di board trello, hal penting selanjutnya adalah membuat sebuah sistem untuk memulai proses pembuatan konten. Biasanya dimulai dengan pencarian ide, yang berpusat pada list Blog Ideas.
List seperti ini paling sesuai untuk ide blog yang diajukan oleh penulis ke blog Anda. Seorang editor atau orang senior di tim Anda harus memantau list ini untuk memastikan bahwa ide dari penulis apakah diterima, disetujui, ditolak, atau dikirim kembali untuk klarifikasi.
Setiap kali Anda mendapatkan ide, tambahkan sebuah card ke list Blog Ideas. Card (Kartu) adalah unit individu dalam list. Satu card biasanya sesuai dengan tugas yang ingin Anda capai, seperti ide baru untuk topik blog atau artikel yang baru dikirim.
Untuk menambahkan kartu, klik Add a Card … di bagian bawah daftar atau klik ikon tiga titik (…) di bagian kanan atas list dan pilih Add Card.
Saat anggota tim menambahkan card ke list Blog Ideas, penting untuk memberi tahu editor atau senior di tim Anda.
Untuk melakukan ini, klik pada card untuk membukanya, tulis di kolom komentar, dan sampaikan komentar Anda ke anggota tim yang bersangkutan (klik tanda @ untuk menemukan orang tersebut). Klik Save untuk membuat komentar terlihat oleh anggota board lainnya.
Anda dapat membuat komentar Anda tertuju kepada anggota tim tertentu.
Dengan menggunakan kolom komentar dalam card yang praktis, anggota tim dapat berkomunikasi satu sama lain dan memindahkan proses pencarian ide tersebut.
Misalkan seorang anggota tim menambahkan sebuah card ke list Blog Ideas, editor dapat memberi tahu penulis untuk memberikan informasi tambahan atau secara formal menyetujui gagasan tersebut dan memindahkannya ke list Articles being Written.
# 3: Cara Menggunakan Trello dengan Power-Ups
Meskipun tidak cukup ruang untuk memasukkan konten blog Anda ke kartu itu sendiri, Anda dapat menambahkan tautan ke kolom komentar. Misalnya, jika konten Anda ada di Google docs, sertakan link saat Anda memberi tahu editor bahwa draftnya sudah siap untuk di-review.
Namun cara menggunakan trello yang lebih terlihat elegan adalah melampirkan konten dengan fitur power-up Trello. Power-up adalah aplikasi dan fitur tambahan yang terintegrasi dengan Trello untuk peningkatan kinerja. Misalnya, Power-up Google Drive akan membantu tim Anda membagikan dokumen, gambar, dan video dari Google Drive dengan mudah di Trello.
Untuk mengaktifkan power-up, klik Show Menu di sudut kanan atas layar.
Pilih Power-Ups dari menu.
Lalu pilih dari daftar power-up yang ingin Anda aktifkan.
Aktifkan kekuatan Google Drive untuk melampirkan konten dari hak Google Doc ke kartu.
*Catatan: Anda hanya bisa memilih satu power-up jika menggunakan akun gratis; Namun, seharusnya ini cukup jika Anda menggunakan board trello hanya untuk pembuatan konten blog.
# 4: Memindahkan Card Ke List Baru untuk Melihat Progress
Untuk progress konten dalam workflow Anda, seret (drag) dan lepaskan card dari kiri ke kanan di board Anda. Misalnya, jika card tersebut mewakili konten yang telah selesai, seret dari list Articles being Written ke list Sent for Approval.
Saat card dipindahkan ke list Sent for Approval, editor dan penulis dapat berkomunikasi dengan di dalam card itu sendiri. Mereka dapat memberi tahu satu sama lain untuk meminta perubahan atau update pada posting blog.
Saat editor menyetujui artikel tersebut, pindahkan kartu ke daftar Approved/Pending.
Akhirnya, saat artikel itu terpublish di blog, Anda bisa pindahkan card ke list Publish, sebagai pemberhentian terakhir di Board Anda!
# 5: Arsipkan Card Published Secara Reguler
Cara menggunakan trello selanjutnya adalah arsipkan card di list publish secara reguler. Hal ini bergantung pada seberapa sering Anda mempublikasikan konten di blog (blog yang besar posting artikel beberapa kali dalam seminggu, sementara yang lebih kecil cenderung posting seminggu sekali atau tidak terlalu sering).
List published Anda pada akhirnya akan memiliki banyak card yang memanjang secara vertikal
Untuk membersihkan board Anda dan membuat lebih jelas konten apa saja yang masih dikerjakan dan yang telah publish, arsipkan card dari posting blog yang telah dipublikasikan. Untuk melakukan ini, buka card dari list published dan klik Archive di bagian Actions.
Anda kemudian akan melihat “This Card Is Archived” di pojok kiri atas kartu.
Setelah klik Archive pada card Trello, Anda akan melihat pesan di bagian atas layar yang mengonfirmasi tindakan Anda.
Untuk mengakses konten yang diarsipkan, buka menu di sebelah kanan, pilih more , lalu klik pilih Archived Items.
Kesimpulan
Trello adalah salah satu tool produktivitas terbaik yang tersedia. Popularitasnya yang semakin meningkat selama beberapa tahun terakhir ini merupakan bukti nilai bagus yang ditawarkan kepada para marketer.
Jika Anda mengelola blog, Trello akan membantu Anda melacak (track) workflow blog Anda dari brainstorming hingga publikasi. Tool ini juga memberikan fitur-fitur unggulan jika Anda menghasilkan konten blog dengan tim Anda.
Bagaimana menurut Anda? Sudahkah Anda mencoba cara menggunakan Trello di atas untuk mengelola konten blog Anda? Apakah ada tips cara menggunakan Trello yang lain? Silakan share dengan DigitalMarketer.id tentang cara menggunakan trello pada kolom komentar di bawah ini.